Kehadiran Forum Betawi Rempug (FBR) memperkaya teori sejarawan terkenal Prof. Dr. Sartono Kartodirdjo tentang "sejarah sosial", di mana sejarah tercipta bukan semata-mata karena faktor politik, tetapi lebih disebabkan oleh faktor-faktor sosial. Pada awalnya beberapa ulama muda Betawi (seperti KH. A. Fadloli el-Muhir dan KH. Lutfi Hakim, MA) tidak ingin kasus yang terjadi pada suku Aborigin di Australia menimpa masyarakat Betawi. Atau kasus yang terjadi pada suku Indian di Amerika dialami bangsa Indonesia. Kalau kedua kasus tersebut juga terjadi, bagaimana citra bangsa ini ke depan?
Oleh karena itu, perjuangan FBR untuk mengangkat harkat dan martabat masyarakat Betawi, yang selama ini tertindas secara struktural ataupun kultural, merupakan bagian untuk menjaga martabat bangsa agar jangan sampai negara yang kaya dengan pulau dan etnis ini memperlakukan suatu suku yang ada di dalamnya menjadi inferior, sehingga dapat menimbulkan kecemburuan dan kerawanan sosial.
Sebagai bangsa yang besar, Indonesia harus berusaha menghargai dan menempatkan suku-suku dan entitas yang ada dalam masyarakatnya sejajar satu sama lain untuk bisa mengembangkan kearifan lokal dan (sekaligus) memperkaya khazanah bangsa yang majemuk. Adalah suatu kesalahan, bila suatu bangsa yang besar semacam Indonesia justru memarjinalkan entitas masyarakat, apalagi putra daerah, dalam mengembangkan kearifan lokal, yang pada gilirannya akan memunculkan benih-benih permusuhan.
Dalam memberdayakan masyarakat suatu daerah, tidak hanya membutuhkan suatu kebijakan yang berpihak pada mereka, akan tetapi yang tidak kalah pentingnya adalah mempersiapkan mental masyarakat itu untuk memiliki harga dan kepercayaan diri supaya siap berkompetisi secara bebas dengan karifan lokal yang dimilikinya, sehingga mereka mampu menjadi lokomotif kemajuan bagi daerahnya.
Berangkat dari pemikiran tersebut di atas, maka dibentuklah suatu wadah yang menampung dan memperjuangkan aspirasi masyarakat Betawi, berazaskan Islam serta berlandaskan Al-Qur'an, As-Sunnah, Pancasila dan UUD 1945, yang kemudian dikenal dengan nama: FORUM BETAWI REMPUG yang disingkat FBR.
A.Visi
Terbinanya masyarakat Betawi yang bersatu, kreatif, inovatif, pencipta dan pengabdi yang berkepribadian Islam serta bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat yang adil, makmur yang diridhai Allah Subhanahu Wata'la.
B. Misi
- Membina hubungan persaudaraan yang kokoh di antara sesama masyarakat Betawi dan yang lainnya demi terciptanya kehidupan yang aman, nyaman, dan damai serta bahagia di dunia dan akhirat;
- Membina hubungan kerjasama dengan pemerintah dan komponen lainnya dalam melaksanakan pemberdayaan masyarakat demi tercapainya kesejahteraan sosial;
- Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (sdm) masyarakat Betawi melalui pendidikan dan ketrampilan serta pembukaan lapangan kerja;
- Meningkatkan peran masyarakat Betawi dalam berbagai aspek kehidupan;
- Melestarikan dan mengembangkan seni budaya Betawi sebagai bagian dari kebudayaan nasional; dan
- Melaksanakan amar ma'ruf dan nahy munkar
Bagus bang teruskan perjuangan anda orang betawi harus punya pendirian dan mandiri tanpa terpengaruh budaya asing
BalasHapusTerima kasih Selamat berjuang/bekerja